About Me

My photo
Singapore, wan tho avenue, Singapore
my love for you is a journey, starting at forever and ending at never. i make this for us.. just between us.. and then i love you..
Daisypath Anniversary tickers
Daisypath Anniversary tickers

My Pregnancy

My Baby Boy "Agatha Abhiyoga Ardhanarisvara"

Agatha Abhiyoga Ardhanarisvara

Tuesday, December 20, 2011

Es Cream Uncle


Kenapa aku kasih nama Es Cream Uncle, karena yang jualan kebanyakan Bapak-bapak paruh baya yang aku panggil "Uncle", biasanya mereka berjualan di sepanjang jalan Orchard, Es Cream ini juga pernah aku temui di seputaran Marina dan kawasan Merlion Park. Mereka berjualan hanya bermodal kendaraan dan gerobak kecil yang ga hanya jualan Es Cream tapi ada minuman ringan dan rotinya juga. 
Es Cream ini terkenal banget, yang beli pada antri dari anak kecil sampe lansia hehehe... Sampe ada keponakanku di Indonesia pas dateng kesini, langsung ngajakin buat beli Es Cream ini. Selain Es Creamnya murah (*hanya $1 SGD ) ukurannya pun lumayan gede.  Es Cream nya itu rasanya ada macem-macem, dan teksturenya lumayan lembut, ga kalah juga sama Es Cream Wall's hehehe.. 


Nah kalau Es Cream yang satu ini disebut Mado Turkish Ice Cream mangkalnya di daerah Clarke Quay, harganya mulai dari $2.50 SGD.

Uniknya kalau mau beli Es Cream ini, kita pasti di kasih pertunjukan oleh si penjual es cream dengan candaan dan dan si penjual memperlihatkan beberapa trik bagaimana menyajikan Es Creamnya *lucu dan menggemaskan! (menggemaskan karena sebel keburu ngeces hehehee.. mau beli es krim ajah dibecandain gitu).


Kalau kalian dateng kesini, kalian mesti coba deh keduanya.. hehehehe...

Monday, December 19, 2011

How to make Macaroons

Cemilan, Cepulu, Cebelas - ku :)))

Ada beberapa cemilan yang paling aku suka disini, dimulai dari yang murah meriah, yaitu Old Chang Kee dalam bahasa  Cina: 老 曾 记pinyinLǎocéngjì, Old Chang Kee tuh asli Singapore, gaya-gayanya kalau di Indonesia, menurutku mirip-mirip sama gorengan yg di gerobak-gerobak ituuu hehehe, tp ini lebih higienis tentunya karena dikemas sangat baik. Old Chang Kee didiriin tahun 1965 (*busett sebelum jaman PKI malah) hahahhaa... Pertama kali nyoba Old Chang Kee dari si Mas, abis itu aku ketagihan, selain kandungan minyaknya ga separah gorengan-gorengan di Indonesia tentunya kebersihannya lebih terjamin dan yang paling penting halal. 
Di Indonesia sendiri outletnya ada di Plaza EX sama Mall Emporium tapi kalau versi Indonesia aku belum pernah nyoba sih, agak-agak ga yakin gitu heehee, pastinya banyak MSG nya ooww oww..! Biasanya kalau mau pergi berenang ke Sengkang aku pasti mampir ke Compas Point Mall buat beli Old Chang Kee. Oh iya harganya rata-rata $1 SGD gitu (*paling mahal $1,60 SGD) Favorit aku Spring'O, kaya resoles gitu deh ya... Kalau disini Old Chang Kee nya bisa delivery service juga, keren kannn?? tapi ada minimum pembeliannya sih. hehehehe.. Selanjutnya Garrett Popcorn, nah si garrett ini pop corn enak yang berasal dari Chicago yg udah mulai dijual disana sejak tahun 1949 *weeeh!!
Pengalaman pertama nyoba Garret waktu ke Sentosa Island sama si Mas, dan lagi-lagi aku ketagihan, harganya popcorn ini untuk yang small dimulai dari $8 SGD, dan ide rasa awal dari garret itu sendiri adalah rasa karamel yang renyah di lidah, tapi karena permintaan konsumen agar Garrett Popcorn bikin dengan citarasa yang lain, alhasil terciptalah rasa The Chicago Mix campuran dari  CaramelCrisp® and CheeseCorn™, trus ada Plain, Buttery, Cashew CaramelCrisp®, Almond CaramelCrisp®, Pecan CaramelCrisp® dan Macadamia CaramelCrisp®. 
Trus yang paling lucu dan imut ada Macaroons, kue ini berasal dari kata dari "macaroons" [mak-uh-ROON] atau makaroen lebih pasnya dilidah orang Indonesia, adalah sejenis kue mungil yang asal mulanya dari Italia yang lalu berpindah ke Perancis yang kemudian dilafalkan 'macaron' . Berbahan dasar dari kacang almond, gula dan telur putih dengan tekstur lembut yang agak kenyal di lidah, atau crunchy, ataupun kombinasi renyah di lapisan luar dan lembut kenyal di bagian dalamnya.

Hampir dalam setiap macaroons dipakai gula sebagai bahan dasar utamanya untuk menciptakan tekstur yang cantik dan kerenyahan yang langsung meleleh di lidah. Di Skotlandia ada tiga macam macaroons  - biskuit  macaroons  yang kebanyakan bercita rasa kacang almond, yang kedua kue  macaroons  yang memakai bahan dasar kelapa, dan yang terakhir adalah  macaroons  kombinasi antara meringue dan nougat.

i love Indonesian Food *wherever always!

Sebenarnya nyari Restoran Indonesia atau makanan-makanan yang berbau Indonesia di Singapore tuh banyak atau  asal mau ngubek-ngubek ya walaupun gak 100% kaya di Negara kita, tapi dengan adanya Restoran-restoran kaya gini, jadi lumayan bisa ngobatin kangen dengan masakan-masakan Indonesia
Kalau pengen makan nasi Padang yang murah dan enak, aku sama si Mas mangkal "Minang House"  Setahuku  ini punya-nya orang Indonesia. Menunya disini juga banyak, cuma tempetnya emang agak sempit apalagi pas lagi rame antrian duduknya panjang, lagian disini ga pake sistem "reserve" jadi siapa cepat ya makan duluan hehehee... Rata-rata orang Indonesia yang datang kesini pasti mampir ke Minang House, karena letaknya juga strategis (*Lucky Plaza Singapore), gini-gini terkenal lohh... dan yang makan disini juga ga hanya orang Indonesia, ada orang Cina, India, Singapore, Malay dll. Mungkin pas nya "Mantab" apalagi sambel ijo nya, aku sukaaaaa!!! Kalau aku disuruh milih resto Padang Favoritku selama tinggal di Singapore, aku pilih "Minang House" juara pertamanya!
trus yg kedua ada Indo Padang Restaurant di The Cathay 
terakhir Garuda Padang Cuisine di Vivo City (*dua yang terakhir ini tempatnya bersih tp lebih mahal :)). 
Selama hamil selain doyan makan padang, aku juga pasti mampir ke Resto Surabaya (*masih di seputaran Lucky Plaza juga) buat beli empek-empek sama Rujak Mangga muda hehehe, karena si Mas kerja jadi perginya selalu sendiri, kecuali tiap bulan di hari Sabtu, kita pasti mampir kesini kalau abis aku periksa di Mount Elizabeth Hospital

Atau kalau pengen nyoba masakan Jawa timur dan masakan Indonesia lainnya, bisa mampir ke Pondok Jawa Timur yang dulunya di Orchard deket Dhoby Ghaut MRT Station (Plaza Singapore) trus pindah ke Wilkie Road.
Sebenernya di Singapore ini yang namanya Restoran Padang tuh lumayan banyak,kaya yang di Marina, Nasi padang di warung M. Nasir di Killiney Road,


Hj. Maimunah Restaurant di daerah Kampong Glam, deket sama Masjid Sultan, si Mas hampir tiap Jumat pasti makan siang disini setelah solat Jumat.

Resto lainnya yang menurutku keren tapi harganya rada mahal tuh Tambuah Mas, aku pernah 3 x makan siang disini sama si Mas di daerah Marina Square, paling deket sama kantornya si Mas. Restoran ini memiliki reputasi terpecaya sebagai restoran Indonesia di Singapura sejak tahun 1981. Kamu bisa menikmati masakan asli Indonesia dari Padang, Sulawesi dan Jawa. Cobalah menu seperti tahu telor, kepala ikan istimewa, rendang lembu, ikan pepes, sop buntut, ayam goreng istimewa, es avocado, es cendol dan es teller.
Atau masakan Indonesia yang paling deket dari tempat tinggalku (*Potong pasir) pergi ajah ke Plaza Singapura di lantai 4  disini ada beberapa macam Indonesian Food dan ada empek-empek juga lohhhhh....  

Rata-rata hampir semua Restoran masakan melayu dan Indonesia di sini sudah bersertifikasi Halal dari MUIS (Majelis Ugama Islam Singapore) so' insyaAllah halal. Masih banyak sih masakan-masakan Indonesia yang lain, tapi yang baru aku dan si Mas Jelajahi ya yang aku upload ini hehee, semenjak hamil aku lebih suka masak, bukan karena jago masak, tapi karena pengen lebih fresh dan sehat ajah, sambil mengurangi kandungan garam dan MSG (**spt ceramahnya si Mas) hehehehe... Kapan-kapan kalau aku nemu Restoran Indonesia yang enak, aku bakal upload lagi disini :). 
Oh iya aku cantumin nih link beberapa Restoran Halal di Singapore, kamu bisa liat disini 10 Restoran Halal di Singapore. :)

Tuesday, October 4, 2011

Swimming with Hubby

Suatu malam ditanggal 4 oktober pukul 12:24 am (waktu Singapore) terjadi dialog antara saya dan suami:
saya: “hun lagi apa serius amat depan laptop”
suami: ” lagi belajar..”
saya: “belajar apaan jam segini?..”
suami: belajar berenang via youtube..”
saya: ” HAH!!!! sambil melongo…
“… dan kemudian hening”

Oh iya semenjak aku hamil dokter mulai menyarankan aku untuk berolahraga, ada 3 olahraga yang bagus untuk Ibu Hamil yaitu Renang, Jalan Kaki dan Bersepeda, karena disini aku ga punya sepeda, dan aku males jalan pagi, makanya aku dan si Mas sepakat memilih renang setiap Sabtu atau Minggu sebagai olahraga Favorit, hehehee.. 


Mulailah kita mencari baju renang dan kacamata renang, waktu itu pas ke Compas Point Mall di Metro nya lagia da diskon banu renang, akhirnya aku beli disana, trus kalau kacamata renangnya beli di Daiso Plaza Singapura Lt. 5 harganya cuma $2 SGD hehehee...
Setelah searching di internet tempat renang yang bagus dan bersih juga murah, aku dan si Mas sepakat memilih Sengkang Swimming Complex di daerah Sengkang. 
Sengkang Swimming Complex ini buka tiap hari dari jam 8 am sampai jam 9.30 pm. Tiket masuk-nya pun cukup murah hanya $1.50 SGD untuk Weekday dan $2 SGD untuk Weekend. Oh iya berenang perdana kami kemarin tanggal 1 Oktober 2011. Si Mas excited banget, selain karena dia seneng air, dia juga tertantang untuk bisa berenang :))
Tempatnya cukup luas dan bersih, disini dibagi-bagi, ada khusus wanita, dewasa dan anak-anak. Dan kebanyakan orang-orang disini mulai membiasakan anak-anak mereka belajar berenang dari usia bayi sehingga ketika umur 5 tahun mereka udah jago banget berenangnya **minderrr deh kita! >_<, Ketinggian kolam dimulai dari 0,5 meter - 2 meter. Disini ada jacuzzi juga lho... lumayan pijat gratis, sayangnya air-nya bukan air hangat hehehee *ngarepp!
Abis berenang biasanya lapar tuh ya, nah ga perlu bawa-bawa bekel, karena disini ada 7Eleven sama Mc Donald, so' good bye laparrrrrr! 
Weekend kembali ceria ^_____^

Saturday, June 25, 2011

1st Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan.

Ini adalah USG pertamaku, aku dan si Mas memilih Mount Elizabeth Hospital di 3 Mount Elizabeth Singapore 228510 yang direkomendasikan oleh Mba Meliz, kebetulan beliau juga memeriksakan kandungannya kesana  dengan dokter Dolly Wee, salah satu Dokter senior kandungan disini. Dokternya mungkin sudah berusia 50 tahunan gitulah, santai, ramah, keibuan, dan terlihat sangat berpengalaman, hehehe... 
 Oke, mulai bulan-bulan berikutnya aku bakal ketemu sama nih dokter, semoga semuanya berjalan lancar sampai kelahiran itu tiba, aminnnnnn....

Thursday, June 23, 2011

Thanks GOD, I'm Pregnant

Setelah menanti 14 hari aku ga mendapatkan menstruasi, akhirnya pagi-pagi aku dan si Mas memutuskan untuk memeriksakan ke THE FAMILY PRACTICE - POTONG PASIR Potong Pasir Avenue 1.  
Sebenarnya aku dan si Mas ga mengharapkan tentang "kehamilan" kami hanya tidak ingin kecewa saja, karena terlalu berharap seperti sebelum-sebelumnya, yang kami ingin hanya kejelasan kenapa aku belum mendapatkan menstruasi dan badanku semakin hari semakin tidak fit. Kami bertemu dengan seorang Dokter cantik bernama Mrs. Tan Kok yang aku taksir berumur sekitar 35 tahun, setelah aku dan suami menjelaskan kondisi dan keluhanku, dia langsung memintaku untuk melakukan "testpack" ke toilet, dan memberikan hasilnya kepada Beliau. Harap-harap cemas, dalam waktu 3 menit, dia dengan sumringah menyatakan kalau aku... "Positif Hamil" Subhanaullahhhhhh... dan dia mengucapakan "congratulation for us" Aku dan si Mas masih setengah ga percaya, antara senang dan terharu, berdasarkan perkiraan dia kandunganku saat ini sudah berusia kurang lebih 3 Minggu, dan dia memberikan vitamin berupa Folid Acid, dan menyarankan kami untuk melakukan USG ke Rumah Sakit dan secara rutin memeriksakan kandunganku.
This gift of God, in the first year after our marriage, God gave me the opportunity to become a mother, an extraordinary Gift ... I promised to keep the trust of God

Saturday, June 18, 2011

Wedding Anniversary 1st

http://slide.ly/view/fa09405621b3b97b9893e820ff5a81ba

Sunday, June 12, 2011

"Us and Cinema"




Sebenernya yang hobby nonton Film itu si Mas, kalau aku mah yah biasa ajah, tapi kalau Film Korea.... hmmm bole bolelahhh! hehehee... Kalau si Mas, tiap pulang ke BSD pasti selalu borong DVD karena murah meriah, trus pasti kita jadwalin nonton ke bisokop, mau  itu lagi di BSD, Jakarta, Bandung bahkan kalau pulang ke Semarang. Selama tinggal di Singapore juga si Mas teteup masih doyan nonton, hampir tiap wikend dia selalu nyempetin buat nonton film. Dan kali ini semenjak aku pindah ke Singapore, aku sekarang jadi "partner" nonton film nya si Mas, yah sekalian kita kencan hehehee... kita berburu film dari The Grand Cathay Dhoby Ghaut, terus ke Cathay Cineleisure Orchard atau ke Golden Village di Plaza Singapore sudah dijelajahi, hehehe... dan menurut si Mas, cinema yang paling bagus tuh di The Grand Cathay Dhoby Ghaut yg udah pake MasterImage 3D Digital Cinema & Dholby Sorround 7.1 yang suaranya tuh mantaps banget! 

Rata-rata tiket nontonnya sama, kalau Weekend kena $ 11 SGD dan kalau Weekdays kena di harga $ 9 SGD. Oh iya sekedar cerita, selain cinema, di semua tempat ini baik yang di orchard, grand cathay dhoby ghaut atau golden village, sembari menunggu filmnya mulai orang-orang biasanya bisa windows shopping atau makan-makan dulu, karena disini juga banyak tempet nongkrong dan tempet makannya. 
Biasanya aku dan si Mas kalau ke Grand Cathay pasti mampir ke Es Teller 77 dan makan Favorit si Mas yahhh ga jauh-jauh dari Mie Ayam Pedas (*secara dia penggila Mie Ayam) dan beli Frolic Frozen Yoghurt (*sejenis Es Cram tapi rasa Yoghurt gitu) rasanya agak asem sih ya, tapi seger-seger gitu, keduanya ada dilantai  B1 deket "Javier's Rotisserie & Salad Bar" (*coba deh kesini) ^____^

Saturday, April 23, 2011

Ibu Rumah Tangga sebagai Profesi


Dalam sebuah laporan yang dituliskan Kompas (6/11/2004), para aktivis perempuan memprotes Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan atas slogan “Masa depan Indonesia bergantung pada kemampuan asuh para ibu terhadap anak-anaknya,” yang disampaikannya dalam suatu pertemuan antara para aktivis perempuan dan Menteri Meutia Hatta di Jakarta. Pada kesempatan tersebut, Menteri menjelaskan bahwa ada budaya nasional yang memuliakan perempuan, yaitu perempuan sebagai ibu. Kementrian PP ingin menegaskan bahwa masa depan Indonesia bergantung pada kemamapuan asuh ibu-ibu Indonesia terhadap anak-anak mereka. Para ibulah yang mencetak ketangguhan bangsa di masa depan.
Namun bagi para aktivis yang tergabung dalam Komnas Perempuan tersebut, motto atau slogan seperti di atas justru memojokkan perempuan. Karena dengan motto tersebut, stereotip patriarki yang sudah ada –yaitu bapak sebagai kepala keluarga dan pencari nafkan dan tugas ibu adalah mengasuh anak- akan semakin kuat. Maka menurut para aktivis tersebut, motto tersebut harus ditinjau ulang.
Ada kesempitan pemikiran yang ditunjukkan oleh para aktivis perempuan tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam protes tersebut. Mereka masih berfikir dalam mainstream yang umum, yaitu bila ada pandangan bahwa laki-laki atau suami sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah harus segera ditinjau ulang dan kalau perlu dihapuskan. Bagi mereka perempuan sebagai ibu, yang berarti berada di bawah pimpinan sang suami dan berada di rumah dipandang dengan inferioritas yang tinggi. Mungkin tidak hanya para aktivis perempuan tersebut saja yang berfikiran demikian. Di sekitar lingkungan kita, kita juga sering kali menemui cara pandang seperti ini. Perempuan yang menjadi ibu rumah tangga dianggap akan menghambat aktualisasi potensi diri karena perempuan hanya akan berhadapan dengan pekerjaan yang monoton, tidak menghasilkan keuntungan secara materi, dan untuk ini perempuan tidak dituntut untuk mempunyai suatu kemampuan dan profesionalisme yang tinggi. Masih terlihat bahwa status ibu rumah tangga masih dianggap dengan perasaan yang rendah dibanding dengan karir perempuan lain yang terlihat keunggulannya. Dalam hubungan di masyarakat pun si perempuan akan memperkenalkan diri dengan rendah diri dengan mengatakan, “Saya tidak bekerja, saya hanya ibu rumah tangga biasa, hanya di rumah saja.”
Pandangan tersebut merupakan hasil pemikiran yang sempit, bahwa perempuan yang sukses adalah perempuan yang berhasil dalam karirnya, yang terkenal namanya, yang bisa menghasilkan materi, yang punya jabatan, dan lain sebagainya. Mereka inilah orang-orang yang menjalankan profesi yang membutuhkan profesionalisme dalam pekerjaannya. Sedangkan ibu rumah tangga tidak ada hubungannya dengan itu semua. Ibu rumah tangga hanya sebuah konstruksi sosial yang kebetulan digariskan untuk perempuan.
Padahal bila ditelaah, segala profesi dan profesionalisme mempunyai titik sama, yaitu semua harus bertumpu pada kesungguhan dan keberhasilan yang akan dihasilkan. Profesi tidak harus berkaitan dengan hal-hal yang bersifat profit dan official semata. Maka di sini, ibu bisa diletakkan sebagai profesi karena peran yang akan dimainkan membutuhkan profesioanalisme. Peran ibu rumah tangga harus dibekali dengan kesungguhan, perencanaan, tujuan, dan pelaksanaan program yang matang. Semua itu membutuhkan keahlian seperti halnya profesi-profesi lainnya.
Hal ini tentu akan berbeda dengan pandangan bahwa sebagai ibu rumah tangga hanya alternatif terminal terakhir yang dipilih perempuan. Perempuan yang menganggap bahwa menjadi ibu rumah tangga merupakan profesi akan mengerjakan tugas-tugasnya dengan perencanaan dan tujuan yang matang. ia tidak hanya mengerjakan secara asal dan serampangan yang dianggap sebagai rutinitas tanpa nilai. Ia akan mengerjakan segala tugasnya dengan kesungguhan serius, serta selalu membekali segala pekerjaannya dengan bekal pengetahuan dan ilmu yang tidak sedikit.
Bila dikaitkan dengan konteks masa kini, era globalisasi yang tidak hanya membawa kepada kemudahan dan manfaat, peran ibu terhadap pendidikan anak-anaknya bukan perkara mudah dan sepele, apalagi lingkungan dan permainan mereka sarat akan bahaya dan dampak negatif terhadap anak-anak di samping nilai positifnya. Tidak jarang setiap permainan dan hiburan membawa aspek-aspek negatif terhadap psikologis anak yang membawanya kepada pribadi yang materialis, hedonis, konsumtif, di samping aspek positifnya. Pendidikan anak tidaklah cukup bila hanya diserahkan kepada lembaga formal sekolah saja. Lebih dari itu, lingkungan keluarga sangatlah besar pengaruhnya dalam hal ini. Di sinilah letak peran besar orang tua dalam pembentukan kepribadian anak. Kendati tugas mendidik dan membesarkan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab ibu, namun pekerjaan ini harus ditangani dengan serius dan perhatian penuh oleh orang tua.
Perempuan yang memilih menjadi ibu rumah tangga harus melihat masalah ini sebagai agenda besar yang harus ditangani dengan cermat. Ia harus mempersiapkan diri dengan bekal ilmu dan wawasan yang luas yang semua itu tidak bisa diperoleh secara alami, namun perlu pembelajaran sejak dini. Bagi perempuan yang memilih sebagai profesinya, ini adalah karir yang perlu dijalankan dengan serius dan ketekunan serta kesungguhan, bukan dengan perasaan inferior. Rumah bisa dijadikan lahan aktualisasi diri dengan pendidikan terhadap anak-anak sebagai agenda utamanya. Dari rumah pula, perempuan akan diuji dengan kenyataan, apakah generasi yang dididik dengan keseriusan tinggi dan keberadaan seorang ibu di rumah lebih baik dari segi moral dan kepribadian ini lebih baik dari generasi hasil didikan seorang ibu yang menjadikan ibu rumah tangga sebagai karir sambilan?

Akhirnya, diperlukan pandangan yang luas terhadap segala sesuatu, apalagi dalam setiap hal yang akan dipilih. Perempuan yang memilih sebagai ibu rumah tangga tidak harus menjalani semua tugasnya dengan perasaan rendah. Dan orang-orang yang melihat pilihan ini pun tidak harus melihatnya sebagai suatu penindasan terhadap perempuan. Dan yang lebih penting adalah sikap adil dalam melihat sesuatu.

Oleh Zuhriyyah Hidayati
(Ketua Korp HMI Wati Jakarta Selatan 2005-2006)

Sunday, April 17, 2011

Ocean Park BSD City

Ini adalah hari terakhirku di BSD hiks.. hiks.. besok aku harus terbang ke negara tetangga, mengikuti si Mas yang bekerja disana, berat banget rasanya meninggalkan BSD, walau rumah kami memang masih disini, aku bakalan kangen BSD, kangen rumah, makanan, dan smuanya...
Hari ini aku, si Mas, Mba yu Ervin, Nina, Emir (*adiknya Mba Ervin), Mas Adi (*suaminya Mba yu) memutuskan untuk mencoba Waterpark Ocean Park BSD City yang dari sejak launching kita belum pernah nyobain, hehehe.. katrok! padahal deket banget dari rumahku. Cuma mikirnya dulu itu mesti isinya penuh dengan bocah-bocah alias anak-anak, dan kita bakal dianggap aneh karena ikut mangkal disana, heheheee.. tp ternyata disana kakek-kakek ama nenek-nenek juga adaaaa, hadeuuuhh!
Kita kesana dari jam 11 siang sampe jam 3 sore, kebayang donk yah, gimana hangusnya kulit, asli GOSONG!! hahaha.. tapi happy-happy ajah... terus dilanjutin makan siang di D'Cost BSD, sekalian makan siang sama Mamah, Tya, dek Dyah, Bang Iis, mereka ber-empat dari bandara, abis jemput Mamah yang abru tiba dari Semarang.
Oh iya untuk diketahui harga tiket disini lumayan terjangkau Rp 75.000 per orang dan ini bisa maen sepuasnya, dari buka bahkan sampe tutup, yahh asal mau kedinginan sama kepanasan ajah hehehe.  Disini kalau wikend tuh rame banget, apalagi kalau liburan anak sekolah, semuanya tumplek-plek disini, apalagi permainannya tuh cukup banyak, ada kolam ombak, kolam arus, ada meluncur dan basah, ada pijat air terjun dan berbagai permainan air lainnya. Sebagai warga BSD City, aku cukup rekomend deh ama waterpark yang satu ini.
Biar puas coba ajah kesini, alamatnya ada di: 
Ocean Park Water Adventure
Jl. Pahlawan Seribu CBD Area
Gedung Ocean Park. Lt. 2
BSD City Tangerang 15322

Monday, February 14, 2011

Always Together

Boleh jadi awal tahun 2011 ini adalah awal tahun yang menyenangkan, yg membawa aku dan suami jalan-jalan ke berbagai tempat, diawali Tahun Baru kami lewati bersama di Singapore, Januari terbang ke Semarang untuk menghadiri acar pernikahan adik iparku lanjut ke Februari ngunduh mantu ke Lampung, setelah itu ke Pernikahan Mba Ervin di Mojokerto Surabaya, dan berakhir di Bangka di rumah ibuku
Ini pertama kalinya aku ke Lampung bersama keluarga suami, untuk menghadiri pesta ngunduh mantu dan pesta pemberian gelar adat bagi Bang Iis dan Tya (*adik ipar.red). Kami berangkat sore hari, sampai di Bandara Raden Inten II sekitar pukul 3 Sore, langsung dijemput oleh pihak keluarga Lampung, perjalanan menuju kerumah adat keluarga Lampung memakan waktu 2,5 jam, jauh banget.. sampe bangun trs tidur, trs bangun, trs tidur lagi, eh belum nyampe juga, hehehe..  Pukul setengah 6 sore kami akhirnya tiba disana, dan disambut oleh sanak keluarga Lampung, setelah istirahat malamnya kami sekeluarga harus mengikuti acara adat yang disebut "Anjau Suko" pemberian gelar adat bagi kedua belah pihak laki-laki dan perempuan. Acara nya sangat meriah sekali dilaksanakan sampai menjelang pagi hari, didalam satu ruangan diisi oleh Ibu-ibu yang bernyanyi dan bershalawat untuk memberikan Doa dan Restu bagi kedua mempelai, dan dilanjutkan dengan acara perkenalan kedua mempelai dan pemberian gelar adat bagi keduanya. Keesokan harinya dilanjutkan acara resepsi yang memajang kedua mempelai untuk diperkenalkan kepada seluruh warga kampung yang sebelumnya kami dan kedua mempelai beserta keluarga diarak dari rumah menuju pelaminan disiang bolong yang panas, sambil diiringi tarian adat sana, panas luar biasa tapi cukup unik, Indonesia sungguh kaya adat dan budaya, terbukti di acara ini... hehehe... Acara berlangsung sampai pukul 5 sore, berikutnya ke Bandar Lampung dan menginap di Novotel sembari ke-esok harinya mau diajak jalan-jalan diseputaran kota Bandar Lampung, sayang-nya aku dan suami tidak bisa ikut serta, kami cuma mampir istirahat sejenak di Novotel Lampung  dijalan Gatot Subroto 136, Bandar Lampung sembari menunggu rombongan Papah-Mamah sampai, karena tadi sebelum berangkat, kami belum pamitan.
Novotel Lampung menurutku salah satu Hotel Bintang 4 yang bagus, baik lokasi maupun arsitektur dan design-nya, disini punya kolam renang yg bagus lho.
Namun sayangnya sore itu juga aku dan suami tidak bisa berlama-lama disana, tapi kesan pertama yang bisa aku ingat dari hotel ini adalah  "a cozy hotel with a beautiful view". Kami harus mengejar flight jam 7 dan suami akan langsung melanjutkan penerbangan ke Singapore pukul 9 malam itu juga. Akhirnya kebersamaan keluarga sampai disini saja, semoga bisa kumpul lagi dengan Mamah, Papah dan smua adik-adik.. Semoga bisa kembali kesini lagi "someday". Nice City..

Monday, February 7, 2011

Bandung again... (*Third Honeymoon)

Honeymoon ketiga ini membawa ku dan si Mas kembali ke Bandung, entah dapet ide darimana, tiba-tiba suatu malam dalam obrolan kami melalui "whats app" si Mas bilang gimana kalo kita honeymoon di Bandung 3 hari, aku sempet mikir, wahh ngabis-ngabisin uang ajah, dirumah ajah kita tiap hari bisa honeymoon :)). Tapi dia bilang, sekali-kali nyenengin istri kan gak apa-apa, hehehe... Ah sejujurnya tanpa kaya gini juga, aku merasa bahwa suamiku sudah memberikan segala hal yang aku butuhkan, segalanya tercukupi  dengan baik. Ajakan buat liburan ke Bandung akhirnya aku iyakan, lagian dia udh payment via Credit Card nya, yo wiss... capsusss.... Bandung here We go! Hotel pertama, tempat kami menginap adalah Hilton Hotel dijalan HOS Tjokroaminoto No. 41-43, Bandung, tepatnya di sebelah Paskal Hypersquare, kami chek in siang sekitar jam 2, dapet dilantai 7, lumayan tinggi bisa ngeliat ke kolam renang dan bandung sekitarnya. Aku masih ingat waktu Hilton ini masih dalam masa finishing-nya, suamiku selalu bilang, bahwa dia suka banget dengan Design Hotel ini (*Hotel ini di Design oleh Warner Wong Design - WOW Architects Singapore), dan berharap suatu hari nanti kami bisa menginap disini, dan sekarang keinginan dia buat nginep di Hotel ini kecapai, dia happy banget. Sebenernya dia ngajak aku nginep disini karena selain dia suka banget arsitektur hotel ini, di Singapore, si Mas dan team nya juga lagi bikin Hotel, ya aku pikir dia bisa review buat bandingin sama proyek-proyeknya dia. Hotel ini cukup bagus, kami pilih kamar deluxe room. Setelah berada dikamar, sambil bersantai dan mengomentari design-design hotel ini karena tidak adanya bathup dan shower dikamar mandi terlihat berkarat dan sedikit rusak, untuk ukuran hotel yang masih baru, ini terlihat kurang bagus, waktu lagi ngobrol heboh sama si Mas tiba-tiba pintu kamar kami dibuka oleh salah satu housekeeper yg masuk ke kamar kami tanpa mengetuk pintu atau menekan bel, aku juga agak kaget dengan sikap housekeeper itu, dia mengira dikamar itu belum diisi oleh tamu, dia bermaksud mengantarkan handuk ke kamar mandi. Tapi aku merasa petugas itu sangat lancang, dan aku langsung melaporkan kepada Manager Hotel, agar petugas tersebut ditegur. Seharusnya ketika tamu sudah diperbolehkan chek in, adanya koordinasi antara pihak reservasi kamar dengan semua bagian yg terkait, baik itu housekeeper, kitchen, maupun cleaning service. Kesan pertama di sini sudah ga enak aja, meskipun Managernya sudah minta maaf, dan mengatakan ini adalah kelalaian dan tanggung jawab pihak Hotel dan berjanji akan menegur petugas tersebut, dan sebagai compliment mereka menawarkan aku dan si Mas untuk Dinner di Purnawarman Restaurant. Tapi ajakan itu aku tolak halus, karena kami datang ke Hotel ini bukan buat sengaja cari perkara, dan mengambil keuntungan dari tawaran compliment tersebut, tapi murni untuk berlibur. Sampai-sampai manager hotel tersebut mau berbicara langsung dengan si Mas untuk meminta maaf, tapi aku tahu banget suami ku bukan tipe orang yg pengen rusuh, jadi dia membiarkan kan hal itu, meski aku sempet kesel banget. Hari kedua kami memutuskan untuk pindah Hotel ke Sheraton Hotel, hehehe.. sebenarnya ini kedengeran lucu, tapi suamiku kadang selalu punya ide gila, senang mencoba-coba, ya sudah, lagi-lagi aku ikutin ajah apa maunya, lagian dia sudah booking kok :)). Sheraton salah satu hotel Bintang 5 yang menurutku dulu hotel ini pasti keren, pasti mahal, tapi kata keren tidak harus selalu di berikan kepada hotel kelas bintang 5, buktinya ga sebagus yang aku bayangkan, Hotel ini terlihat tua dan lama, beberapa rak di dekat tv dan kamar mandi terlihat rusak, dan sama hal nya dengan Hilton untuk kamar Deluxe nya tidak menyediakan Bath up,  ga kaya Novotel yg di Solo, mereka menyediakan bath up disetiap kamarnya, ya sebenernya masih banyak koreksi yg pengen aku tulis disini, tapi karena niat ke Bandung itu jalan-jalan dan Honeymoon sama si Hunny, jadi kami bawa happy ajah.. Oh iya cita-cita buat ngajakin si Mas ke Congo Gallery - Cafe juga tercapai, hehehe.. ga penting sih, tapi menurutku Congo Cafe lumayan bagus dan keren, apalagi kalau malam hari :) trus nyempetin ke Eiger Bandung cari-cari Baju dan celana pendek buat si Mas, dinner di Warung Pasta di depan ITB, nonton film di BIP,pokonya holiday banget-lah... Thanks Honey.. for everythings...

Monday, January 31, 2011

Perjalanan kami ke Solo (second honeymoon)


Novotel Solo
Pulang ngunduh mantu di Semarang, petualangan kami berlanjut ke Solo, sebuah kota yg sarat dengan adat Jawa yg kental, aku menemani suami untuk melihat rencana proyeknya disini. Kami menginap di Novotel Solo, salah satu Hotel yang terletak di Jalan Slamet Riyadi No. 272. Surakarta, Indonesia 57131, deket kemana-mana, kotanya tenang, tidak terlalu ramai dan tentunya tidak macet seperti Jakarta, uniknya adalah, ada jalur kereta api yg melintas di samping Jalan utama..
Pasar Klewer
Kebetulan disini Mas Nanang, temennya si Mas yg sama-sama kerja di DP Singapore juga lagi pulang ke Solo dan jadilah kita ketemuan ditemenin sama Annisa temennya Mas Nanang yg orang Solo asli. Malemnya kita diajak makan ke Galabo (Gladag Langen Bogan) yg menjual berbagai makanan khas yg letaknya di daerah Gladag, di Jalan Mayor Sunaryo atau sisi selatan benteng Vastenburg, tepatnya di depan Beteng Trade Center dan PGS (Pusat Grosir Solo).
Galabo
Lumayan rame, dan makanan yg di jual disini pun beragam kok, jadi kita bisa milih asal kuat jalan dari ujung ke ujung hehehehe..
Laweyan
Besoknya acara jalan-jalan dilanjutkan ke Pasar Klewer (Pusat Batik) di Jalan Kedempel Solo, trs ke Laweyan Jl. Sidoluhur (Sepanjang jalan ) Solo Kota/Laweyan (Komunitas Kampoeng Batik di Laweyan Surakarta). Aku membeli beberapa batik dan tas batik, hasil kerajinan khas Solo. Sorenya aku dan si Mas berpisah di Bandara Adi Sumarmo Solo, karena Suami masih harus melanjutkan perjalanan ke Yogya dan aku harus kembali ke Jakarta, See u Soon SOLO.. (Spirit of Java)